Beranda | Artikel
Faedah Sirah Nabi: Sejarah Pensyariatan Zakat dan Pelajaran di Dalamnya
Jumat, 22 April 2022

Bagaimanakah pensyariatan zakat dalam Islam? Apakah sekaligus langsung ataukah secara bertahap?

 

Sejarah Pensyariatan Zakat

Zakat sebenarnya ibadah yang sudah dikenal dari wahyu-wahyu langit sebelumnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ ۖ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.” (QS. Al-Anbiya’: 73).

Allah berbicara mengenai perkataan Nabi Isa ketika ia masih dalam buaian,

وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. Maryam: 31).

Baca juga: Nabi Isa Juga Seorang Muslim

Zakat dalam Islam ada dua tahapan yaitu fase Makkah dan Madinah.

Fase Makkah telah membicarakan tentang zakat seperti pada ayat,

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ

Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.” (QS. Al-Muzammil: 20).

وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ , الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ

Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Fussilat: 6-7).

Ayat-ayat di atas membicarakan tentang zakat dengan syariat yang umum, belum dijelaskan mengenai kewajiban atau batasan harta yang wajib dikeluarkan, hingga siapa yang berhak diberikan zakat.

Baca juga: Panduan Singkat Zakat Maal dan Zakat Fitrah

Fase Madinah lebih menjelaskan mengenai batasannya yaitu pada tahun 2 Hijriyah. Pada bulan Syawal turun pensyariatan zakat dan tata caranya dijelaskan dalam hadits, lalu dijadikan sebagai rukun Islam sebagaimana disebutkan dalam ayat,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At-Taubah: 11).

Baca juga: Tata Cara Bayar Zakat Fitrah Secara Lengkap dan Mudah

Lalu Al-Qur’an menjelaskan mengenai siapa saja yang berhak menerima zakat sebagaimana disebutkan dalam surah At-Taubah ayat 60.

Baca juga: Golongan Penerima Zakat

 

Pelajaran dari Sejarah Pensyariatan Zakat

 

Pertama: Sebagaimana puasa, zakat disyariatkan secara bertahap, tidak diwajibkan sekaligus dengan aturan-aturannya.

Kedua: Zakat merupakan wujud dari rasa kemanusiaan dan manifestasi dari kesempurnaan dan ketinggian akhlak. Islam menerapkannya dengan mewajibkan zakat. Allah Ta’ala berfirman,

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata, “Doakanlah kebaikan untuk mereka, yaitu kepada kaum mukminin secara umum, juga secara khusus kepada yang mengeluarkan zakat dari harta mereka kepadamu. Karena doa tersebut adalah ketenangan untuk hati mereka dan memberikan kabar gembira untuk mereka. Allah itu Maha Mendengar doa baikmu dan Allah yang mengabulkannya.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 363)

Ketiga: Zakat berfungsi untuk menolong orang-orang fakir dan membantu orang-orang yang membutuhkan sebagai wujud dari rasa persaudaraan, realisasi dari akhlak yang terpuji, dan untuk menghilangkan rasa hasad dan buruk sangka dari orang-orang miskin. Pastinya jika orang kaya menunaikan zakat, orang-orang miskin akan mendoakan baik kepada mereka agar mendapatkan berkah dan juga hartanya terus berlimpah.

Keempat: Zakat juga berfungsi menghapus dosa-dosa dan menghilangkan dari bala. Allah Ta’ala berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 156).

Kelima: Menunaikan zakat merupakan wujud dari syukur kita kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat lahir dan batin. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)

Keenam: Zakat juga berfungsi sebagai sarana untuk berdakwah. Allah telah menjadikan muallaf sebagai orang yang berhak menerima zakat, dengan tujuan untuk membujuk hati mereka kepada Islam dan agar keimanan mereka semakin kuat kepada Allah.

Baca juga: 13 Keutamaan Menunaikan Zakat

 

Referensi:

  1. Fiqh As-Sirah. Cetakan kesepuluh, tahun 1437 H. Prof. Dr. Zaid bin ‘Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Dar At-Tadmuriyyah.
  2. Mulakhash Ahkam Az-Zakaah. Muhammad Faruq Asy-Syaikh. Eslah Khairia. (PDF)

 

Silakan unduh buku:

Panduan Praktis Zakat Maal Kontemporer

@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com


Artikel asli: https://rumaysho.com/33253-faedah-sirah-nabi-sejarah-pensyariatan-zakat-dan-pelajaran-di-dalamnya.html